Senin, 03 Desember 2012

Potret Miris Pendidikan Anak Bangsa


Melihat potret buram pendidikan anak di indonesia patut untuk di amati. Namun dengan adanya akar permasalahan itu Pemerintah indonesia melalui menteri pendidikan telah mencanangkan pendidikan gratis untuk sekolah dasar (sd). Hal ini menjadi titik temu permasalahan yang terjadi pada pendidikan di indonesia, dengan adanya program pendidikan gratis tentu sangat membantu dan meringankan beban bagi keluarga miskin yang ingin bersekolah tetapi terkendala oleh dana. Program BOS(Bantuan Operasional Sekolah) merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini. BOS secara umum sudah mulai berhasil meningkatkan angka partisipasi sekolah di tingkat pendidikan dasar dan patut diakui bahwa setelah hampir satu dasawarsa kebijakan wajib belajar 12 tahun ini berjalan,  banyak perkembangan yang dicapai. Secara umum terjadi peningkatan sangat signifikan pada taraf pendidikan masyarakat yang ditandai oleh cepatnya penurunan angka buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas turun angka anak yang putus sekolah. Akan tetapi program yang dijalankan oleh menteri pendidikan ini ada cacatnya, buktinya proses penyaluran BOS yang menyebabkan terjadi keterlambatan pencairan atau penerimaan BOS oleh sekolah. Hingga saat ini pun untuk sekolah pinggiran penyaluran BOS belum maksimal. Untuk itu, pemerintah didesak untuk kembali pada mekanisme tahun sebelumnya, dimana dana BOS langsung diterima oleh sekolah dari pusat melalui skema dekonsentrasi. Namun, untuk memaksimalkan potensi dan kewenangan otonomi daerah, pusat sebaiknya segera menyiapkan regulasi yang lebih matang agar daerah tidak lagi merasa ketakutan melakukan pelanggaran regulasi / hukum.
 Di sisi lain, Kurangnya tindakan tegas pemerintah terhadap sekolah yang tidak transparan dan akuntabel dalam pengelolaan BOS membuat banyak penyalah gunaan BOS terjadi di mulai tingkat sekolah. Hal ini juga menyebabkan masih terjadi pungutan-pungutan yang dilakukan oleh sekolah tanpa adanya mekanisme pengaduan masyarakat yang handal maupun pengawasan dan tindakan tegas dari pemerintah. Tak hanya itu saja pendidikan gratis dianggap sebagian masyarakat bahwa mereka menganggap pendidikan gratis adalah hal yang menyenangkan sehingga para orang tua siswa tidak terlalu memfokuskan anaknya untuk sekolah dan tidak mendorong anaknya supaya pintar, bagaimana tidak pendidikan kan gratis, jadi kapan saja bisa sekolah/masuk jadi tidak perlu takut dipecat dari sekolah karena dimana saja bisa mendaftar gratis. Hal ini sangatlah ironis karena pendidikan sekarang ini bukanlah untuk menciptakan orang-orang yang berilmu tinggi tetapi diterapkan pada sistem gratis. Karena pendidikan gratis, maka setiap siswa tidak lagi gigih dalam menuntut ilmu melainkan berleha-leha karena kalaupun dipecat bisa masuk ke sekolah negeri manapun dengan biaya gratis. Jika saja pemerintah mempunyai ide sekolah gratis bagi siswa yang mampu peringkat 10 besar, maka siswa akan bersaing dan berlomba-lomba untuk mendapatkan kursi sekolah gratis dengan keadaan ekonomi keluarga yang rendah. Tentu itu menjadi motivasi bagi siswa dan program itu bisa dikatakan program yang mendidik bagi siswa yang bersangkutan.
Program pendidikan gratis yang dilaksanakan pemerintah melalui menteri pendidikan ini sungguh sangat disayangkan, mengapa demikian? Karena adanya embel-embel gratis tersebut ada beberapa sekolah yang menyepelekan infrastrukturnya dari fasilitas yang kurang, kualitas pengajaran yang kurang baik sehingga mutu pendidikan patut di pertanyakan, bangunan sekolah yang seadanya karena penggelapan pencairan dana BOS dan dapat dibandingkan dengan sekolah-sekolah swasta yang disesuaikan dengan biayanya. Dan menurut saya sebaiknya pemerintah indonesia menyediakan buku-buku materi gratis karena buku-buku materi sangat mahal harganya, dan itu pun jika para orang tua yang tergolong ekonominya menengah kebawah apakah mampu untuk membelinya. Pembenahan dari praktik perwujudan program Wajib Belajar 9 tahun tersebut tetap dapat dilakukan secara simultan. Artinya, dari perspektif anggaran dan program, masalah pendidikan di semua jenjang pada dasarnya serupa. Jika pemerintah memiliki komitmen kuat untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar